Menjadi orang memang gampang, tetapi untuk menjadi orang yang beraura positif sangat sulit. Mungkin anda perlu mencoba langkah ini untuk menjadi orang yang mempunyai aura positif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
A.
Tunjukkan
kepedulian
Kepedulian
itu bentuknya bermacam-macam, misalnya,showing interest (menunjukkan
ketertarikan) pada kehidupan orang lain. Anda dapat memulainya dengan
pembicaraan tentang apa yang penting menurut orang lain. Yang Anda butuhkan di
sini adalah kerendahan hati untuk mengerti dan memahami orang lain. Juga
wawasan yang berkaitan dengan beberapa topik utama di lingkungnan Anda. Untuk
selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda tingkatkan, misalnya, dengan
melibatkan diri Anda pada aktivitas bersama dengan orang lain, memainkan
peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan kepada orang yang
membutuhkannya dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model
kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang
kita alami sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik
atau hal yang menarik buat orang lain.
B.
Belajar untuk
mengetahui
Anda
perlu meningkatkan kemampuan Anda dalam pergaulan (learning to know) yaitu;
kemampuan berpikir kritis, berpikir runtut dalam menyelesaikan masalah,
mengambil keputusan, memahami konsekuensi, dan seterusnya. Anda mesti punya
rasa ingin tahu yang besar tentang orang, situasi dan cara membangun relasi
yang baik. Kalau Anda inginkan sebuah relasi yang baik dan berjalan dua arah,
Anda harus tahu konteks orang. Harus mengerti situasi orang.
C.
Latih kemampuan
berkomunikasi
Melatih
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dapat dimulai dari hal-hal yang
kecil. Meskipun itu hanya dimulai dengan sebuah basa-basi seperti melempar
senyuman atau bertanya kepada orang lain terlebih dahulu mengenai kabar atau
pekerjaan. Kalau ada feedback, maka akan membuat Anda terdorong untuk lebih
berani berkomunikasi lebih lanjut dengan orang lain.
D.
Fokus pada
dialog
Jika
Anda terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat penilaian atas orang
lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana. Karena
itu, fokuslah pada suasana dan pembicaraan. Jika tidak, Anda bisa dibilang
tidak menghormati orang dan berniat tak baik pada mereka. Kata Martin Buber,
dalam I and Thou, relasi yang baik adalah relasi dialogis. Orang tidak
menghadapi orang sebagai benda yang mesti dinilai, kata salah satu filsuf besar
itu, tetapi sebagai “orang” dan subjek yang mesti didengarkan dan dihormati.
Itu berarti Anda mesti mendengarkan baik-baik omongan orang itu. Kalau Anda
mendengarkannya baik-baik, Anda bisa menjawab atau memberikan sikap yang tepat.
E.
Ketahui waktu
untuk diam dan bicara
Anda
harus tahu kapan waktu untuk bicara dan diam. Diam di sini untuk belajar
mengetahui orang lain dan mengamati dulu mengenai sesuatu. Menjadi pendengar
yang baik dapat membuat Anda mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berbicara.
Sehingga orang lain dapat lebih menghargai Anda.
F.
Hati-hati
berkomentar
Simak
dengan baik ketika orang lain sedang mengajak Anda berbicara. Jika hendak
berkomentar, jangan mengeluarkan pernyataan yang akan membuat orang lain merasa
tidak nyaman. Pastikan bahwa komentar kita memang berisi.
G.
Hormati privacy
orang lain
Setiap
orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah
publik (diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dan
seterusnya). Kedua, wilayah privat (diketahui hanya oleh orang terdekat,
seperti, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dan seterusnya). Ketiga, wilayah
pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun dirinya atau suami istrinya).
Untuk kepentingan relasi atau pergaulan, akan lebih bagus kalau kita memfokuskan
diri untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk
diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain
merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi).
H.
Belajar dari
orang lain
Pergaulan
itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan (playing the game)
tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka
gayanya pun berbeda-beda. Dan ini tidak ada kaitannya dengan apakah Anda tipe
orang yang banyak ngomong atau sedikitngomong. Mereka yang telah berhasil
menjaga hubungan sampai bertahun-tahun, umumnya, sudah memiliki kematangan
emosi. Ini bukan berarti mereka tidak pernah masuk atau terlibat dalam konflik,
gap,berbeda pendapat, dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu bagaimana
bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan
ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain. Kalau Anda kesulitan
mencari contoh, lihatlah bagaimana orangtua Anda yang telah bertahun-tahun
mempertahankan hubungan keluarga. Secara umum bisa Anda lihat bahwa kecanggihan
mereka dalam memainkan emosi terletak pada kemampuan mereka untuk tidak
“mengekstrimkan” sesuatu yang berpotensi mengacaukan keadaan atau hubungan.
Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait
langsung dengan umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life
experiencing).
I.
Optimalkan
prestasi
Semakin
banyak hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, semakin dapat
pula Anda mengaktualisasikan diri. Semakin bisa Anda menunjukkan kemampuan atau
potensi Anda, semakin terbuka relasi yang baik dan mutual. Ingat, Anda dihargai
bukan karena Anda punya banyak harta dan uang, tetapi karena Anda punya
kemampuan untuk berpikir kritis, untuk mencari jalan keluar dari himpitan
masalah dan untuk bersikap bijaksana. Karena itu, menurut teori kesehatan
mental, orang yang sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar) tidak bisa membangun hubungan
dengan orang lain secara positif dan konstruktif.
J.
Utarakan hal-hal
yang lebih teknis
Bangun
komunikasi dengan mengutarakan hal-hal yang lebih teknis. Namun sebaiknya fokus
pembicaraan harus jelas, obrolan tanpa arah akan membuat lawan bicara Anda
bingung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar